Pandemi Virus Corona
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Penanganan Keadaan Darurat
(Pandemi Virus Corona)
Dalam penanganan keadaan darurat pemerintah
memiliki kewajiban untuk hadir memberikan pelayanan kepada masyarakat agar
keadaan darurat dapat segera teratasi dan terkendali. Salah satu penanganan
dalam keadaan darurat adalah diperlukannya barang/jasa yang bersifat mendesak
yang mengakibatkan tingkat pemenuhannya memiliki prioritas kecepatan dan
ketepatan seperti melakukan penyelamatan dalam kondisi bencana, pencarian
pertolongan nyawa manusia dalam suatu kecelakaan, kerusakan infrastruktur yang
mengganggu kegiatan pelayanan publik dan/atau membahayakan keselamatan
masyarakat, atau pemberian bantuan/layanan untuk korban bencana.

Berdasarkan data per tanggal 19 Maret 2020 di www.covid19.go.id Indonesia Positif 309 org, sembuh 15 orang dan meninggal 25 Orang, sedangkan data Dunia dari WHO Positif 191.127 org, sembuh 15.123 orang dan meninggal 7.807 Orang. Data ini terus bertambah secara signifikan seiring waktu, seluruh Dunia di www.worldometers.info/coronavirus/ per tanggal 27 Maret 2020 01:17 GMT Kasus virus corona sebanyak 531.797 orang, meninggal 24.071 orang dan sembuh 123.942, sedangkan Indonesia Kasus virus corona sebanyak 893 orang, meninggal 78 orang dan sembuh 35. Sungguh angka yang fantastis, hal ini menandakan kita tidak boleh menganggap remeh virus ini, kewaspadaan perlu ditingkatkan. namun belum apa-apa, harga masker melonjak naik, harga hand sanitizer ikut-ikutan meroket. Bahkan harga jahe mencapai 120 ribu rupiah perkilo dipasar.

Covid-19 sudah ditetapkan sebagai keadaan
darurat oleh pejabat berwenang; dan/atau ditetapkan sebagai keadaan tertentu
melalui SK kepala BNPB No
13A Tahun 2020. Presiden RI mengumumkan untuk peningkatan langkah-langkah ekstra dalam
penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dan untuk mengantisipasi hal ini agar
tidak menjadi kejadian luar biasa di kab. Tanah Laut maka peran Tenaga
Kesehatan sebagai garda depan penangkal merebaknya virus ini pun menjadi
sorotan utama. Apalagi RSUD Hadji Boejasin menjadi salah satu RS Rujukan dalam
menangani Virus Corona di Kalsel selain RS Ulin. Bahkan Saat ini sudah dibentuk
Satgas Pencegahan Covid-19 di Pemkab Tanah Laut.

Tahapan
Pengadaan Barang/Jasa dalam penanganan keadaan darurat
meliputi: perencanaan
pengadaan, pelaksanaan pengadaan dan penyelesaian pembayaran. Setelah terjadinya keadaan darurat, mulai dari tahap perencanaan
pengadaan maka PA/KPA/PPK melakukan perencanaan pengadaan
yang meliputi identifikasi kebutuhan berdasarkan hasil pengkajian cepat di lapangan, analisis
ketersediaan sumber daya ditinjau dari lokasi keberadaan dan jumlah sumber daya yang tersedia,
dan penetapan cara Pengadaan Barang/Jasa. Misalnya untuk pemenuhan pelayanan kesehatan
untuk menangani kelangkaan hand sanitizer, mahalnya scanner pendeteksi suhu
tubuh atau habisnya pakaian antivirus untuk tenaga kesehatan. cara pengadaan
bisa melalui penyedia maupun swakelola. Pelaksanaan
Swakelola dalam penanganan darurat dilaksanakan dengan koordinasi antar pihak
terkait. Pelaksanaan Swakelola dapat melibatkan instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah, peran serta/partisipasi lembaga nonpemerintah, organisasi
kemasyarakatan, masyarakat, dan/atau Pelaku Usaha.
Tahapan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam
penanganan keadaan darurat melalui swakelola yaitu terdiri dari: mengkoordinasikan
pihak lain yang akan terlibat —> pemeriksaan bersama —>rapat persiapan —>
Pelaksanaan Pekerjaan —> Serah terima hasil pekerjaan. Tahap pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa dalam penanganan keadaan darurat melalui Penyedia terdiri
dari: PPK memilih dan menunjuk penyedia —> Pelaksanaan Pekerjaan —>
Penyelesaian Pembayaran.
Pengadaan saat keadaan darurat bukan berarti penunjukan langsung
melainkan Pengadaan Barang/Jasa dalam penanganan keadaan
darurat. Mekanisme ini
diatur di dalam Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
No 13 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa dalam
penanganan keadaan darurat. Lihat juga Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu.
Berdasarkan kedaruratannya maka dapat dilihat
manakah yang harus dibelanjakan dalam waktu dekat, misal terhitung sejak
tanggal 29 Februari 2020 sampai tanggal 29 Mei 2020 (91 Hari) di tetapkan
sebagai status keadaan tertentu darurat bencana wabah penyakit akibat Virus
Corona di Indonesia, maka langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19 bisa
dimulai dengan identifikasi kebutuhan apa saja di lapangan, misal untuk
kebutuhan mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki suatu ruang publik (Kantor, Rumah, RS dll) maka kebutuhan
sabun cuci tangan menjadi lebih banyak daripada kondisi normal. Kebutuhan hand sanitizer atau masker
juga akan diperlukan terutama dengan kelangkaan yang terjadi saat ini, harga
pun meningkat drastis. Melaksanakan pengadaan melalui e-Purchasing sangat sulit
karena penyedia beralasan bahan baku habis atau stok kosong, dalam kondisi
seperti ini belanja langsung (pengadaan langsung) ke Perusahaan yang
menyediakan kebutuhan tersebut diperbolehkan bahkan tanpa melalui pejabat pengadaan.
beberapa contoh kebutuhan mendesak bisa dilihat pada gambar-gambar berikut:
beberapa contoh kebutuhan mendesak bisa dilihat pada gambar-gambar berikut:
Nabi Saw
Bersabda “Larilah dari orang yang kusta sebagaimana engkau
lari dari singa” (HR Ahmad No.9722). Sampai Ulama mengeluarkan fatwa bolehnya
untuk tidak shalat Jum’at dan shalat berjamaah dalam kondisi ini, sebagai
gantinya yaitu shalat zuhur ditempat masing-masing dengan berpedoman pada
firman Allah “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan” (QS Al Baqarah:195). Bahkan berdasarkan kaidah fikih “menolak
kemudharatan didahulukan daripada meraih kemaslahatan”. dan diceritakan pernah
Abu Ubaidah al-Jarrah mendebat Umar bin Khattab saat akan memasuki Syam disaat
terjadi wabah Tha’un,”apakah kita akan lari dari wabah yang telah ditakdirkan
Allah?! Umar menjawab “
Ya, kita lari dari Takdir Allah kepada Takdir yang lain”. Seperti diriwayatkan dalam hadis berikut:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu" (HR Bukhari)
Pesan
penulis: “Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan atau lebih baik lagi untuk
selalu dalam keadaan berwudhu, melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat), lakukan social distancing dan
perbanyak berdoa kepada Allah. Mudah-mudahan kita semua diberi keselamatan dan
kesehatan agar tetap dapat bekerja dan beribadah.”
Komentar
Posting Komentar